Sunday, April 24, 2011

Dear yang tak tergapai,

Hari ini aku yakin akan satu hal tentangmu, tentang kesungguhanmu. Tentang kesungguhan rasamu pada wanita itu. Sempat aku berpikir, ada kah sedikit aku dihatimu? Aih.. Bodohnya aku berharap hal seperti itu.

Awalnya, aku adalah seonggok hati yang utuh dan bersih. Hanya karena naluri remaja, hati ini pun semakin sering tergores, lalu luka seakan berdarah-darah, kemudian retak dan akhirnya menjadi kepingan-kepingan tak bernyawa.

Semakin parah. Kini aku bukanlah lagi kepingan-kepingan hati tak bernyawa, melainkan serpihan hati yang siap diterpa angin dan dibawa pergi, hilang, jauh..

Aku menunggu. Menunggu seseorang untuk membuatnya utuh kembali, merekatkannya dan menyimpannya dalam-dalam agar tak akan pernah hilang.

Yang tak tergapai, kau akan melakukan itu untukku kan? Ah bodoh.. Lagi-lagi aku berpikiran seperti itu. Tentu saja kau telah memiliki hati yang lain di tempat terdalammu. Tidak ada tempat untukku lagi. Kalau begitu terserah mau kau letakkan dimana hatiku yang mungkin sudah tidak berarti lagi untukmu. Ketika kau tidak mampu lagi untuk memegangnya, beritahu aku. Biarkan aku yang akan menguburnya dan menghilang tertelan waktu.

Yang tak tergapai, entahlah kenapa aku menyebutmu tak tergapai. Mungkin memang benar, kau sudah tidak mungkin kugapai. Semua kenangan kita, semua cerita kita, semua tawa serta kita, boleh aku bungkus dan aku simpan selamanya di tempatku yang paling dalam? Karena kau tidak menginginkan hal-hal ini kan?

Yang tak tergapai, beritahu aku segera jika kau sudah mampu aku gapai.


-special for my best, @RRHHMM :)

No comments:

Post a Comment

우리는 하나

Dulu gue sempet pingin nulis tentang c’moi untuk dimasukin ke blog, tapi nyatanya ga selesai-selesai. Postingan ini terakhir ditulis tahun ...